Rabu, 23 Januari 2013

Agama dalam Pespektif Karl Marx






 
Agama dalam Pespektif Karl Marx
Teori Marx menjelaskan tentang agama yaitu menganalisis bentuk hubungan masyarakat kaum pekerja dan sistem kapitalis. Ia melihat para pekerja berada dibawah kapitalisme. Marx mengemukakan bahwa para pekerja tidak melihat kerja sebagai sebuah tujuan tetapi bekerja sebagai pemenuhan tujuan kapitalis dengan asumsi mendapatkan gaji atau upah.

Konsep alienasi menyatakan ada pengaruh antara produksi kapitalis dengan manusia sebagi pekerja.  Di bawah ini ada empat unsur dasar alienasi:
a)   Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari aktivitas produktif. Kaum pekerja tidak memproduksi ide-ide atau kebutuhan mereka. Tetapi, memenuhi kebutuhan kapitalis yang memberi mereka upah. Dalam hal ini Marx menjelaskan para pekerja bekerja berdasarkan sistem pekerjaan dan waktu yang sudah ditentukan. Mereka tidak sadar apa peran dan sumbangan yang mereka berikan dalam sebuah proses produksi dengan asumsi memperoleh cukup uang untuk bertahan hidup.
b)   Pekerja tidak hanya teralienasi dari aktivitas-aktivitas produktif, akan tetapi mereka juga teralienasi dari hasil produksi. Produk kerja yang mereka buat tidak menjadi milik mereka, melainkan milik kaum kapitalis.
c)    Para pekerja di dalam kapitalisme teralienasi dengan sesama pekerja.
d)   Para pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi kemanusiaan mereka sendiri.

Konsepsi alienasi kaum pekerja dalam perspektif Marx berhubungan dengan Determinisme ekonomi. Bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari bersama-sama menciptakan berbagai produk sosial. Produk sosial ini berupa benda-benda material (bahan sandang, pangan, papan) dan produk-produk immaterial (struktur aturan sos                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            ial, ilmu pengetahuan dan agama).
Struktur kapitalis mendorong terjadi pembagian antar kelas. Bagi mereka yang memiliki alat-alat produksi dan pemodal adalah kaum Borjuis, sedangkan mereka yang tidak memiliki alat produksi dan modal disebut sebagai kaum proletar (pekerja). Pembagian kelas social ini kemudian mengakibatkan adanya jurang pemisah antar pemilik modal dan proletar.
Kaum borjuis sebagai kapitalis dalam sistem ekonomi menempatkan sebagian besar pekerja, hanya memiliki sedikit hak milik dalam memproduksi komuditas-komunditas demi keuntungan kapitalis yang memiliki: komuditas-komuditas, alat-alat produksi dan bahkan waktu kerja para pekerja karena mereka membeli para pekerja dengan upah/gaji.
Para kapitalis bisa memaksa para pekerja dengan kewenangan mereka untuk memencet dan menutup pabrik-pabrik. Karena ini lah yang mengakibatkan para kapitalis bebas untuk menggunakan paksaan secara kasar. Mereka dapat dengan mudah menjalankan sistem ekonomi: pada saat yang sama, kapitalisme juga merupakan sistem politis suatu cara menjalankan kekuasaaan dan suatu proses eksploitasi atas pekerja.
Dalam hal ini agama dikatakan sebagai kepercayaan-kepercayaan keagamaan yakni dogma-dogma dan aturan-aturan. Para kaum borjuis menggunakan agama agar para proletar tidak melakukan perlawanan. Agama sebagai sebuah aturan atau dogma di percayai oleh masyarakat. Mereka mengasumsikan agama dapat menjawab semua persoalan di luar dari dirinya dan tidak dapat dikusainya. Kepercayaan-kepercayaan keagamaan yakni pengakuan atas kebenaran mutlak dan tertinggi dogma-dogma dan aturan-aturan tingkah laku, lebih tipikal terhadap kelas tertindas daripada kaum penindas.  Bagi mereka agama mengesahkan tatanan ekonomi dan politik yang menempatkan mereka dalam posisi tertindas, dan memberikan kompensasi atas penderitaan berupa fantasi-fantasi dalam kehidupan akhirat kelak.

                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar