Selasa, 22 Januari 2013

PSIKOLOGI


SIKAP
Psikologi sosial memandang sikap sebagai sesuatu yang penting bukan hanya karena sikap itu sulit diubah tetapi, karena sikap ditempatkan sebagai isu sentral dalam bidang psikologi. Karna mempunyai peranan khusus menguraikan tingkah laku manusia dalam situasi sosial itu. Oleh karna atas sikap-sikap sosial manusia.
A.  Pengertian Sikap
Ciri khas dari sikap yaitu (1) mempunyai objek tertentu (orang, prilaku, konsep, situasi, benda dan sebagainya), sikap sangat mempengaruhi pemikiran sosial kita, meskipun sikap tersebut tidak selalu direfleksikan dalam tingkah laku yang tampak. (2) mengandung penilaian (setuju, tidak setuju, suka-tidak suka), sikap sebagai hal yang penting karena, sikap dapat mempengaruhi tingkah laku. Perbedaan terletak pada proses terjadarinya dan penerapan dari konsep tentang sikap ini yaitu sikap adalah sesuatu yang dipelajari (bukan bawaan), oleh karna itu sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi, dan diubah. Ada berbagai faktor-faktor lain yang turut memegang peranan yaitu faktor internal dan eksternal.
ü Faktor internal
Selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya itu, dan turut ditentukan pula oleh motifasi yang sudah ada didalam diri pribadi orang itu.
ü Faktor eksternal
Isi pandangan baru yang lain diberikannya itu, siapa yang menemukannya dan siapa yang mendokong pandangan, dan situasi bagaimana itu diperbincangkan (situasi interaksi kelompok, situasi orang sendiri, dll).

B.     Dominan sikap
Ada dua macam sikap yaitu sikap yang positif dan sikap negatif, dari kedua sikap ini didasarkan oleh pengetahuan dan kepercayaan yang berbeda, sehingga menimbulkan perasaan dan kecendrungan bertingkah laku yang berbeda pula. Sikap ini mengandung tiga bagian yaitu affective (perasaan), behavior (prilaku), dan cognitive (kesadaran) disingkat ABC. Dari ketiga sikap itu saling berkaitan erat bahwa jika dapat mengetahui kognisi dan perasaan seserang terhadap seuatu objek sikap tertentu, kita tahu pula kencendrungan sikap tertentu dengan demikian kita dapat meramalkan perilaku dari sikap yang dampaknya besar sekali dalam penerapan psikologi karena dapat dimanfaatkan baik dalam hubungan antar pribadi dalam konseling maupun hubungan kelompok. Ketidak sesuaian antara perilaku dan sikap disebabkan karena ada faktor-faktor selain sikap yang terpisah-pisah yang mempengaruhi perilaku.
1.    Kesesuaian antara sikap dan perilaku
Adanya ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku sudah diketahui sejak lama yaitu bahwa kecurangan dalam hubungan dengan situasi tertentu dan belum tentu berkorelasi dengan kecendrungan dalam hubungan dengan situasi yang lain. Misalnya membuang ssampah juga diketahui bahwa sikap terhadap membuang sampah dikalangan sejumlah responden dijakarta berkorelasi positif dengan taraf pendidikan yaitu makin tinggi tingkat pendidikan maka makin positif sikap pada membuang sampah secara benar.

2.    Terbentuknya sikap
Sikap sering kali diperoleh dari orang lain melalui proses pembelajaran sosial. Pembentukan sikap seseorang dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
a.       Classical Conditioning.
Bentuk dasar pembelajaran dimana satu stimulus, yang awalnya netral, menjadi memiliki kapasitas untuk membangkitkan reaksi melalui pemasangan yang berulangkali dengan stimulus lain. dengan kata lain stimulus menjadi sebuah tanda bagi kehadiran atau terjadinya stimulus yang lain. sebagai contoh seorang anak kecil melihat ibunya bermuka masam dan menunjukkan tanda-tanda tidak suka setia kali ibunya menghadapi seseorang dari suku bangsa tertentu. Awalnya anak tersebut bersikap netral terhadap anggota suku bangsa tersebut dan karakteristik fisiknya. Setelah karakteristik ini dipasangkan dengan reaksi emosional negatif ibu beberapa kali, terjadilah classical conditioning, sehingga anak menjadi bereaksi gatif terhadap stimulus dari kelompok suku bangsa tersebut.
b.      Instrumental Conditioning.
Bentuk dasar dari pembelajaran dimana respons yang menimbulkan hasil positif atau mengurangi hasil negatif diperkuat. Tingkah laku yang diikuti hasil positif (seperti pemberian hadiah) akan membentuk penguatan, hasil positif diperkuat dan cenderung akan diulangi. Sebaliknya, tingkah laku yang diikuti hasil negatif (seperti hukuman) akan semakin lemah dan berkurang.

c.       Pembelajaran  dari Observasi.
Salah satu bentuk dasar belajar dimana individu mempelajari tingkah laku atau pemikiran baru melalui observasi terhadap orang lain. berbicara mengenai pembentukan sikap, pembelajaran melalui observasi memainkan peran yang penting. Dalam banyak kasus, anak mendengar orang tua mereka mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak mereka dengar,atau memperhatikan orang tua mereka saat melakukan sesuatu yang dilarang oleh orang tua untuk dilakukan oleh seorang anak.
d.      Perbandingan Sosial.
Proses dimana kita membandingkan diri kita dengan orang lain untuk menetukan apakah pandangan kita terhadadap kenyataan sosial betul atau salah. Dalam banyak kasus, sikap terbentuk dari informasi sosial yang berasal dari orang lain(apa yang kita lihat mereka katakana atau lakukan), dan keinginan kita sendiri untuk menjadikan serupa dengan orang yang kita sukai atau hormati.
e.       Faktor Genetik.
Penelitian yang dilakukan terhadap kembar identik menunjukkan bahwa sikap juga dipengaruhi oleh faktor genetik, walaupun besarnya pengaruh tersebut bervariasi untuk sikap yang berbeda. Sikap dari kembar identik yang dipisahkan di awal kehidupanya berkorelasi lebih tinggi daripada kembar nonidentik atau orang lain yang tidak memiliki hubungan keluarga. Penemuan ini menunjukkan bukti bahwa pandangan yang menyatakan sikap dipengaruhi oleh faktor oleh faktor genetic adalah benar dalam batas-batas tertentu. Sebagian orang berpendapat bahwa ada faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada terbentuknya sikap. Terbentuk sikap dari pengalaman, melalui proses belajar. Pasangan ini mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun berbagai upaya untuk mengubah sikap seseorang.
Pengubahan seseorang atau masyarakat dan sika tertentu kesikap lainnya terhadap suatu objek. Perubahan sikap ini akan mengubah pula perilaku sehingga terjadi perilku-perilaku yang lebih sesuai dengan yang diharapkan. Proses belajar tersebut dapat terjadi melalui proses kondisioning atau melalui proses belajar sosial atau karena pengalaman, dan proses belajar Bandura yaitu melalui peniruan dari perilaku metode proses belajar.




C.  Teori Reasoned Action
Mengembangkan suatu teori dan yang metode untuk memperkirakan perilaku pengukuran sikap yaitu berusaha mengungkapkan latar belakang atau alasan dari suatu tindakan. Yang diawali keritik terhadap teori dan pengukuran sikap perilaku yang sering kali tidak tepat, yaiu tidak dapat memperkirakan perilaku yang akan timbul.
Penyimpulan sikap tidak dapat dibuat hanya berdasarkan suatu tindakan pada satu saat saja, dan peramalan perilaku pada satu tindakan yang khusus pada suatu waktu dan situasi tertentu tidak dapat diterapkan berdasarkan sikap yang lebih umum dengan menggunakan kiteria observasi berulang dan kriteria berganda. Sebaliknya jika berulang dalam konteks yang sama pada waktu yang berbeda-beda akan menunjukan sikap terhadap target. Niat untuk berperilaku tersebut ditentukan oleh dua hal yaitu (1) sikap terhadap perilaku itu sendiri (2) norma subjektif, tentang perilaku itu. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh dua hal yaitu (1) kepercayaan dan keyakinan tentang konsekuensi- konsekuensi dari perilaku dan (2) evaluasi terhadap konsekuensi- konsekuensi tersebut untuk diri subjek itu sendiri.
Jadi perilaku-perilaku yang dapat diukur hanyalah perilaku yang betul-betul yang tergantung pada niat saja. Teori ini jadi menyingkirkan perilaku-perilaku yang menuntut keterampilan atau keahlian dan yang ada hubungannya dengan kebiasaan perilaku yang menjadi tradisi atau sudah diatur oleh masyarakat.

D.    Perilaku menentukan sikap
Pembentukan sikap yang paling efektif adalah melalui pengalaman sendiri. Perilaku adalah pengalaman yang paling langsung pada diri seseorang. Pengaruh pada sikap juga terjadi karena apa yang dikatakan atau diperbuat oleh seseorang bcenderung dipercayai oleh orang itu sendiri. Misalnya adalah sosok Hilter adalah diktator yang pada masanya sangat berkuasa dan didukung oleh massa pengikutnya. Lalu di Indonesia, Bung Karno juga demikian, dengan kemampuan retoriknya yang didukung oleh wajah ganteng dan badan yang gagah, dan ia menciptkan istilah slogan-slogan yang mudah diterima oleh anak-anak diseluruh pelosok desa sehingga anak-anak dapat mengucapkan slogan-slogan tersebut. Pengaruh perilaku pada sikap juga terjadi karena apa yang dikatakan atau diperbuat oleh seseorang cenderung dipercayai oleh orang itu sendiri.

1.   Teori tindakan yang beralasan: sebuah teori yang menyatakan bahwa keputusan untuk melakukan tingkah laku tertentu adalah hasil dari sebuah proses rasional dimana pilihan tingkah laku dipertimbangkan. Konsekuensi dan hasil dari setiap tingkah laku dievaluasi, dan keputusan sudah dibuat, apakah akan bertingkah laku tertentu atau tidak. Kemudian keputusan ini direfleksikan dalam tujuan tingkah laku, yang sangt berpengaruh terhadap tingkah laku yang tampil.
2.   Teori tingkah laku terencana: perluasan dari teori tindakan beralasan, yang menyatakan bahwa selain sikap terhadp tingkah laku dan norma-norma subjektif terhadap hal tersebut individu juga mempertimbangkan kontrol tingkah laku yang dipersepsikan yaitu kemampuan mereka untuk melakukan tindakan tersebut.
3.   Teori Fazio mengenai model proses sikap terhadap tingkah laku: beberapa kejadian mengaktifkan sebuah sikap, setelah sikap diaktifkan akan mempengaruhi persepsi terhadap objek sikap. Pada saat yang bersamaan, pengetahuan kita tentang apa yang pantas dalam sebuah situasi (pengetahuan tentang berbagai norma-norma sosial atau pengetahuan yang mengatur tingkah laku dalam konteks tertentu) juga akan diaktifkan.Secara bersama-sama sikap dan informasi yang telah dimiliki tentang apa yang pantas atau diharapkan membentuk definisi kita akan terjadi, dan pada akhirnya persepsi mempengaruhi tingkah laku. Sikap mempengaruhi tingkah laku kita melalui dua mekanisme dan mekanisme-mekanisme ini berlaku dibawah satu kondisi yang berbeda.

E.     Membenarkan perilaku yang salah
Gejala ini sering terjadi dikehidupan kita sehari-hari yaitu pada pelecehkan wanita seperti pemerkosaan, tetapi kita membenarkan perilaku kita sendiri dengan menyalahkan korban. Pria yang mencela wanita, misalnya akan mengatakan bahwa si wanitalah yang memancing dengan rok mini, baju yang serba terbuka, dan gaya centil.
Ø Mengapa perilaku mempengaruhi sikap
Menurut Myers (1966) ada tiga pendekatan untuk menjelaskan pengaruh perilaku terhadap sikap yaitu :
1.    Teori pernyataan diri (self presentation theory)
Orang cenderung menjaga konsistensi antara citra diri dan perilaku, walaupun sikap yang sesungguhnya tidak selalu sesuai dengan perilaku. Ada kecendrungan orang untuk lebih menyenangkan orang lain demi mempertahankan citra diri dari pada mengungkapkan diri secara apa adanya.
2.    Disonansi kgnitif
Menurut Festinger (1957), jika ada dua element kognitif (pikiran atau keyakinan) yang saling bertentangan, orang akan merasa tegang (disonan), untuk menghilangkan disonansi itu, salah satu caranya adalah menyesuaikan salah satu element kognitif itu agar sama dengan element kognitif yang lain. Contohnya adalah jika kita berhadapan dengan polisi lalu lintas, karena disatu  pihak polisi dinilai positif (petugas, penegak hukum, dll), dilain pihak polisi juga dinilai negatif (menerima suap, mempersulit pelanggaran dan sebagainya).
3.    Persepsi diri
Bem (1972) menjelaskan bahwa kita tidak dapat menjelaskan perilaku kita dengan atribusi ekternal, kita cenderung menjelaskannya dari apa yang kita lihat atau dengar tentang perilaku kita sendiri (seperti melihat cermin). Contoh pada saat kita berangkat ke kantor, seandainya sering ditegur bos karna sering terlambat, lama kelamaan kita kita cenderung percaya bahwa kita ini orang malas.

Ø  Pengukuran sikap
Pada perinsipnya pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan tentang objek sikap atau respon, yaitu dengan menggunkan perbandingan fisik untuk menentukan sikap terhadap objek sikap tertentu. Bahwa seseorang terhadap objek sikap dapat diskalakan tanpa membuat perbandingan fisik terlebih dahulu. Teknik psikologik lain dalam pengukuran sikap ini adalah dari Osgood, suci & Tannenbaum (1957) pada dasar teorinya adalah bahwa sikap orang terhadap suatu objek dapat diketahui jika kita mengetahui konotasi (arti psikologik) dari kata yang melambangkan objek sikap. Dengan cara adalah dengan menempatkan objek sikap (misalnya, Homoseks) pada bagian paling atas dibawahnya mengikuti oleh sejumlah pasangan kata yang saling bertentangan (hipolar) (misalnya, rajin- malas, berbahaya-tidak berbahaya, rapi-jorok, menular-tidak menular, bersahabat-musuhan, dan seterusnya).

Ø  Prasangka
Prasangka adalah jika negatif terhadap kelompok tertentu atau seseorang, semata-mata karena keanggotaannya dalam kelompk tertentu yang timbul karena penilaian yang tidak berdasarkan dan pengambilan sikap sebelum menilai dengan cermat, sehingga terjadi penyimpangan pandagan dari dua kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi prasangka tidak selalu salah dan irasional. Prasangka yang positif biasanya tidak menimbulkan masalah dalam hubungan antarpribadi atau antarkelompok, sehingga tidak dibicarakan secara khusus atau bahkan dianggap tidak ada. Prasangka adalah problem psikologi sosial karena yang utama dari sikap ini adalah dampak pada hubungan antarpribadi dan antarkelompok.
a.    Prasangka jenis kelamin mengambil contoh pada prasangka dan diskriminasi jenis kelamin (khususnya terhadap wanita) teramat banyak permasalahan, di Indonesia sendiri, baru sejak R.A. Kartini (1904) wanita sedikit demi sedikit dapat memperoleh pendidikan dan dapat posisi dan status yang semakin dalam masyarakat, tetapi sampai sekarangpun masih terasa adanya diskriminasi pada wanita di berbagai bidang. Perkembangan jenis kelamin juga akan berbeda (maskulin, feminin, dan androgin) jika pembagian peran dalam masyarakat berubah karena perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan (Bem, 1978).
b.    Prasangka homoseksual terletak pada gay dan lesbian, merupakan gejala yang terjadi diseluruh dunia. Salah satu teori mengatakan bahwa prasangka homoseksual ini terjadi karena adanya peran pria-wanita tradisional yang disusun berdasarkan kondisi dalam masyarakat yang didominasi oleh kaum heteroseksual dimana menyediakan sistem nilai yang sudah jadi (dalam bentuk adat, kebiasaan, agama, hukum, dan sebagainya) yang mengekslusifkan kaum homoseksual dan memberi tempat pada prasangka homoseksual seakan-akan prasangka itu wajar dan biasa saja.contohnya pada perilaku diskriminasi terhadap kaum tersebut, seperti membuat jarak dengan gay dan lesbian karena adanya anggapan bahwa homoseksual mengancam dan mengganggu ketenteraman dan agresif begitu juga sebaliknya.
c.    Prasangka agama, agama sebetulnya mempunyai tujuan penyesuaian diri terhadap berbagai masalah kehidupan dan dapat memberi makna hidup, keintiman, dan jati diri. Bahwa kepercayaan pada agama hanya berkorelasi positif dengan orang-orang yang tahap perkembangan moral, sebaliknya, pada mereka yang perkembangannya baru , korealasi antar agama dan moral justru negatif.

F.     Interaksi kelompok
Dalam perkembangannya, orang mungkin mempunyai kelompok, demikian pula misalnya pada kelompok keluarga. Kelompok keluarga menjadi kelompok pegangan hidupnya dimana dia merasa adanya hubungan batin karena norma-norma dan nilai-nilai kehidupan serta terhadap bermacam-macam hal sesuai dengan diri pribadinya (kelompok keluarga). Yang mengalami proses sosialisasi pada dirinya didalam kerangka kehidupan keluarganya, memperoleh norma-norma dan attitude pertama-tama di dalam lingkungan keluarga.

G.    Persuasi
Persuasi adalah usaha untuk mengubah sikap orang lain melalui penggunaan berbagai jenis pesan. Usaha persuasi melibatkan elemen-elemen berikut: beberapa sumber yang membawa tipe pesan (komunikasi) untuk beberapa orang atau kelompok orang (penonton). Pesan persuasi dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu pemrosesan sistematik atau rute utama dan pemrosesan heuristik atau rute periferal. Pemrosesan sistematik atau  rute utama merupakan cara yang melibatkan pertimbangan yang mendalam dan hati-hati terhadap pesan dan ide yang terkandung di dalamnya. Pemrosesan ini membutuhkan cukup usaha dan menyerap banyak kapasitas pemrosesan kita. Sedangkan pemrosesan heuristik periferal merupakan cara yang melibatkan penggunaan aturan utama yang sederhana atau jalan pintas mental. Jenis pemrosesan ini tidak terlalu menuntut usaha dan memberikan usaha dan memberikan kesempatan keada kita untuk bereaksi terhadap pesan persuasi secara otomatis.

H.    Kesimpulan
Sikap adalah salah satu paktor utama dalam psikologi sosial yang memang banyak dibicarakan diberbagai penelitian-penelitian agar mengetahui dampak yang terjadi pada diri individu-individu terutama pada dasar objek tersebut yang menjadi tingkat kesulitan pemahamannya. Agar setiap manusia dapat membelah dan menilai setiap interaksi yang akan terjadi didalam individu maupun kelompok sosial didalam masyarakat. Artinya setiap sikap memiliki sebab dan akibat yang nantinya akan berakibat positif atau negati pada sikap itu tersebut, agar tidak terkecoh dan gampang dimengerti pentingnya kita memahami berbagai gelaja-gejala yang akan kita hadapi nanti dan terjadi didalam masyarakat. Sebab dalam sisi manusiaa tersebut memiliki attitude yang memang bawaan dari keluarga yang memang sudah datang sejak kita lahir. Maka penelitian-penelitian yang dilakukan ingin memudahkan kita dalam menyikapi perilaku yang mempengaruhi tingah laku dan berbagai paktor-paktor lain.

Perubahan Sosial Masyarakat di Jalan Nurdin Kel. Cibinong Kec. Cibinong Kab. Bogor


Masalah Ruang Sosial :
Perubahan Sosial Masyarakat di Jalan Nurdin Kel. Cibinong Kec. Cibinong Kab. Bogor
Abror Wiguna

Abstrak
Saat ini, komunitas di jalan Gang Nurdin Cibinong Bogor penuh dengan dinamika perkembangan yang sangat pesat yang ditandai oleh berbagai komunitas masyarakat, pergeseran etnisitas yang mendominasi dan peralihan spesialisasi pekerjaan. Darerah Gang Nurdin sekarang telah bertransfortasi dari daerah yang sepi, gelap, dan becek bila hujan datang dan menjadi daerah yang masih jarang antara rumah dan rumah. Spesialisasi pekerjaan pun berubah, yang dulu bersifat homogen seperti berladang, berkebun, dan memelihara hewan ternak seperti sapi, kambing dan lain-lain. Kini, semakin terspesialisasi dan beragam jenisnya. Dengan lokasi yang strategis dan di jalan pertigaan simpang raya Jalan Mayor Oking terdapat gedung yang menjulang tinggi yang dibangun tahun 2001 akhir yaitu ITC Cibinong yang sekarang salah satu ruang lingkup publik di daerah Cibinong dan sekitarnya. Itc cibinong adalah salah satu ruang publik pertama yang berada di daerah tersebut dan menjadi area yang dijadikan corak perhatian para Insvestor perusahaan-perusahaan swasta dan asing.
Pengantar
Wilayah-wilayah kota saat ini secara umum telah nengalami proses perkotaan kearah kaawasan perkotaan (urban) yang semula adalah pedesaan.[1] Proses yang terjadi salah satunya adalah peningkatan jumlah penduduk yang meningkat mengakibatkan peningkatan pada sebagian sektor ekonomi atau sistem ekonomi. Secara pesat pekembangan kota merupakan indikator dari adanya pertambahan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Banyak wilayah-wilayah yang mengalami proses perkembangan sebagai hasil dari faktor-faktor yang terdapat dalam masyarakat yang cenderung menginginkan adanya perubahan. Proses yang mengakibatkan suatu wilayah menjadi kota yang mengalami struktur komersial keberadaannya ditentukan oleh sumber-sumber pasar yang telah tumbuh di kota itu.
Perkembangan suatu wilayah yang berakibat berubah juga pola sosial masyarakatnya, dimana proses-proses perubahan dan struktur penduduk dipengaruhi dan ditentukan oleh sistem sosial, dan proses kependudukan yang mempengaruhi dan menentukan unsur-unsur lain atau dalam berbagai subtansi dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat seiring dengan pertumbuhan peningkatan penduduk dan berdirinya berbagai inovasi baru dalam teknologi pasar dagang, berdirinya bangunan pabrik-pabrik yang menimbulkan pola-pola baru di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Sejak berdirinya itc sebagai ruang publik, membuat investor yang melirik daerah tersebut menjadikan sebuah aset bagi perekonomian lokal. Mulailah berdiri satu persatu pabrik-pabrik yang berada di daerah tersebut dan rumah pribadi banyak yang dibangun dan dijadikan rumah kontrakan yang disewakan, sehingga fenomena perubahan sosial etnisitas yang mempengaruhi spesialisasi pekerjaan dari mulai buruh kerja pabrik hingga berdagang di sekitar wilayah tersebut. Hasil tulisan ini akan membahas dalam beberapa bagian. Pertama, isi dari tulisan ini mendeskripsikan kota Cibinong dan wilayah Jalan Nurdin, serta diiringi dengan sejarah singkat. Kedua, dampak perubahan sosial yang ditimbulkan dari perencanaan pembangunan. Ketiga, membahas mengenai perubahan-perubahan sosial di Jalan Nurdin, dengan menggunakan 2 (dua) fase yaitu fase I: Tahun 1999 dan fase II: Tahun 2012, yang akan memperlihatkan indikator-indikator yang menjadi pembangunan-pembangunan sekarang.
Studi ini difokuskan pada pendorong perubahan sosial wilayah jalan Nurdin, kota Cibinong yang mulai berdiri berbagai sektor perdagangan dan bangunan pabrik-pabrik hingga bangunan perumahan. Apakah dengan berdirinya berbagai sektor-sektor dapat mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat yang telah berkembang atau apakah sektor-sektor tersebut menjadi indikator yang berrnilai negatif bagi warganya.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dalam di bentuk tanggapan tentang suatu gejala atau pola-pola yang nampak, melalui metode survei, penulis mengumpulkan data dan memperoleh informasi yang sama atau sejenis dari berbagai individu atau kelompok masyarakat yang terkait. Dikaitkan dengan berbagai sumber informasi dengan bantuan berbagai materi seperti buku, majalah, artikel, kisah sejarah, dan lain sebagainya. Maka hal yang dapat dikonsepkan menyangkut sejarah perubahan, arti penting Jalan Nurdin,        dan pertumbuhan masyarakat Jalan Nurdin menjadi wilayah perkotaan.
Sejarah Singkat Jalan Nurdin
Kehidupan yang dinamis tentang pertumbuhan dan perkembangan penduduk baik dari segi sosial,kultural dan budaya telah mengarahkan mobilisasi penduduk dari arah pedesaan ke arah perkotaan ,dulu dikenal sebagai urbanisasai tetapi sekarang konsep dari urbanisasi sendiri telah mengalami perluasan yang cukup kompleks.Urbanisasi tidak lagi dipandang sebagai alur perpindahan populasi penduduk dari desa ke kota melainkan sebagai konsep dasar pemikiran baru tentang proses pengkotaan.
Dalam proses perubahan-perubahan baru selalu terjadi tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Telah berada pada ujung masa industri dan akses dengan sangat mudahnya melalui berbagai media elektronika yang berkembang, secara otomatis keadaan demikian akan sangat mempengaruhi pola perilaku masyarakat. Kajian mendalam tentang aspek-aspek perilaku sosial masyarakatan yang dipadukan dengan perkembangan dalam cakupan modernisasi serta globalisasi akan sangat membantu dalam melihat lebih lanjut tentang pola keruangan dan dinamisasi masyarakat yang tengah berlangsung.
Kondisi tahun 80-an jalan ini sangat sulit dari berbagai transportasi, maka jalan ini tidak terlalu diperhatikan oleh berbagai kalangan apalagi investor yang memiliki modal. Adanya pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan membuat para investor datang dan mendorong iklim perubahan ekonomi. Sehingga investor cenderung menahan tidak melirik daerah tersebut.
Jalan Nurdin mempunyai sejarah yang mengiringi tiap gerak perubahan hingga saat ini. Ditahun 1980-an sangat sedikit sekali fasilitas kesehatan di daerah tersebut, walaupun pemerintah daerah sudah menyediakan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan untuk warga Jalan Nurdin tetapi dengan transportasi dijalan ini tidak ada angkutan kota melintas, maka masyarakat umumnya menggunakan jasa ojek atau berjalan kaki sampai kepuskesmas yang berjarak 5 kilometer.
Jalan Nurdin mulai dikenal sejak tahun 1987. Dengan kehadiran Dokter Nurdin  yang membuka praktek di daerah tersebut, dan dengan keberadaannya membuat masyarakat mulai gampang jika anggota keluarganya membutuhkan pertolongan dokter. Kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan mulai dirasa sejak klinik praktek Dr. Nurdin dibuka, dibandingkan mereka harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer kearah kepuskesmas yang telah disediakan pemerintah daerah. Disinilah Jalan Nurdin mulai dikenal di wilayah Cibinong terutama di Jalan Mayor Oking hingga saat ini.
Foto I : Rumah Sakit Nurdin







Sumber : Dokumentasi penulis, 2012
Berdasarkan foto I terlihat sebuah rumah sakit Nurdin, yang berasal dari nama seorang Dokter yang memang sangat membantu pada masanya hingga sekarang. Dengan begitu nama Nurdin menjadi sebuah Jalan di kawasan Cibinong hingga saat ini. Sekitar tahun 1999-an, Jalan Nurdin merupakan daerah yang cukup subur, masih banyak berupa bentangan lahan pertanian, perikanan dan hewan ternak. Keadaan rumahpun masih sedikit dan jarang-jarang begitupun keadaan ekonomi yang masih mengandalkan hasil pertanian, perikanan dan hewan ternak, tanah pada saat itu masih sangat murah sehingga menarik para pendatang dan investor-investor untuk membelinya, hal ini yang dituturkan oleh Pak Sabar selaku Ketua Rt. 01, yang mengatakan sebagai berikut:
”harga semeter tanah dulu kisaran Rp. 80.000.- sampai Rp. 100.000.- tetapi sekarang tanah daerah Jalan Nurdin sudah jutaan rupiah, sehingga banyaknya para pemilik modal yang mempertaruhkan modal mereka untuk membeli tanah yang berada didaerah ini, sekarang wilayah ini sudah mulai mahal sejak berdirinya sektor-sektor perdagangan dan berbagai pabrik yang mulai dibangun di tahun era Suharto”.[2]
Dari hasil penuturan tersebut kita dapat menarik informasi daerah tersebut termasuk daerah yang memiliki potensi pembangunan daerah yang cukup besar, terutama pembangunan pabrik, kontrakan dan ruang publik. Akhir-akhir ini banyak sekali pembangunan yang berada disekitar jalan Nurdin yaitu dengan dimulainya beberapa pembangunan pabrik Garment dan Perumahan Visar, sehingga mengakibatkan infrastruktur bangunan di daerah tersebut menjadi berbeda dari tahun ketahun.
Letak Geografis
Dalam kurun waktu yang telah lama, Jalan Nurdin mengalami perubahan secara bertahap dengan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi.[3] Jalan Nurdin berada di Kelurahan Cibinong, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Lokasi Jalan Nurdin yang langsung berhubungan dengan Jalan Raya Bogor Mayor Oking adalah jalan penghubung antara Jalan Bakor Surtanal dan jalan Raya Bogor dan Palad Angkatan Darat. Jalan Nurdin merupakan salah satu jalan sentral yang berada di Cibinong artinya mobilitas yang terjadi disekitar saat ini dipengaruhi oleh fungsinya sebagai jalan alternatif dari jalan utama yaitu Mayor Oking dan jalan Raya Bogor.
Aktifitas pembangunan di Cibinong Raya nampak di setiap sudut kawasan. Infrastruktur pendukung berupa jalan raya baru kini tengah dibangun. Pengembangan perumahan pun agresif dilakukan. Begitupula dengan pembangunan fasilitas publik dan komersial. Dengan begitu mengakibatkan kesetiap sudut kota Cibinong yang sedang gencar-gencarnya pembangunan. Bahkan Bupati Bogor Rahchmat Yasin yang tak henti berupaya mempercepat bangunan agar pengembangan kota Bogor umumnya sudah berkembang sehingga membentuk menjadi kota yang bisa berdiri sendiri dari faktor manapun.
Tujuan pengembangan  untuk menampung luberan pertumbuhan kota. Selama ini menjadi pilihan pertama orang Jakarta bila mencari rumah. Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor, Pemkab Bogor sudah memiliki Perda No 19/2008 tentang Tata Ruang Wilayah yang mengatur arah pemanfaatan ruang.[4] Dalam mengamati perubahan para teoretisi menggunakan berbagai katagori yang berbeda untuk menggambarkan ciri-ciri dan struktur masyarakat yang lama yang telah runtuh dan tatanan masyarakat baru yang sedang terbentuk yaitu menganggap bahwa peubahan sosial merupakan gerakan searah garis lurus. Masyarakat berkembang dari masyarakat primitif menuju masyarakat maju dan membaurkan antara pandangan subjektif tentang nilai dan tujuan akhir perubahan sosial menuju masyarakat modern, merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.[5]
Pertambahan penduduk yang terjadi pada wilayah menentukan berbagai katagori yang berbeda yang menggambarkan wilayah tersebut, dengan adanya masyarakat baru yang nantinya akan terbentuk, maka tatanan masyarakat lama akan berubah mengikuti evolusi yang ada kearah yang akan terbentuk seolah-olah bagaikan garis lurus yang antara pandangan subjektif tentang nilai dan norma dan tujuan dimasyarakat Jalan Nurdin tersebut. Adanya kebiasaan yang berubah dari pola yang lama kearah pola yang baru yang akan terbentuk yaitu kearah modern.
Kota Cibinong adalah penyambung dari dua kota besar dimana letak georafisnya diantara Kota Jakarta dan Kota Bogor, dimulai dengan pembangunan jalan utama dan tol Jagorawi yang membuat jalur akses jalan menuju kota ini sangat mudah. Sehingga membuat para investor melirik kota ini memiliki aset besar yang nantinya akan menjanjikan dan mendapatkan untung yang besar pula. Letak  jalan Nurdin merupakan jalur penghubung antara lingkup kota Cibinong yang terbagi berbagai Kelurahan dan Desa. Dengan begitu dapat dilihat bahwa lokasi Jalan Nurdin sangat strategis. segala macam sarana seperti angkutan umum, prasarana pertokoaan, Mall dan lain-lain. Sehingga dapat dijangkau dengan mudah, ini menunjukan bahwa lokasi ini cukup diperhitungkan sebagai tempat pembangunan yang strategis.
                 Foto II : Tampak dari depan







      Sumber : Dokumentasi penulis, 2012
Gambar foto II memperlihatkan kondisi sekarang di Jalan Nurdin yang sudah ramai dengan angkutan kota dan sudah berdiri Mall ITC, dengan berdirinya itc sebagai central pembelanjaan dan pusat handphone menjadikan salah satu ruang publik masyarakat Cibinong hingga sekarang, dengan demikian masyarakat Cibinong mengalami gaya perubahan hidup yang sangat signifikan sehingga membuat para pendatang dari luar kota Cibinong mencoba mencari nafkah dengan berjualan atau menjadi tukang ojek.
Munculnya trayek baru yang menghubungkan antara Jalan Mayor Oking dan Jalan Cirimekar merupakan salah wujud dorongan lahirnya perkotaan diwilayah tersebut. Pertumbuhan wilayah Jalan Nurdin semakin jelas terlihat sampai tahun belakang ini. Salah satunya ditandai dengan maraknya sektor usaha formal ataupun informal yang dibangun. Pendirian bangunan pabrik-pabrik dan berbagai rumah kontrakan sebagai usaha di daerah tersebut dibangun seiring dengan perkembangan wilayah Jalan Nurdin.
Kini, wilayah Jalan Nurdin mencirikan masyarakat perkotaan dengan tingkat masyarakat perkotaan dengan tingkat modernisasi yang tinggi. Wilayah yang tadinya adalah wilayah perikanan, tanah, kebun, sawah dan pepohonan yang rindang, kini telah berganti menjadi tanah perumahan dan pabrik-pabrik dengan berdiri berbagai bangunan-bangunan. Dimana masyarakatnya mempengaruhi pola kehidupan dengan munculnya inovasi-inovasi baru di lingkungan masyarakat yang ada. Inovasi ini terlihat dari bidang ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang di wilayah Jalan Nurdin.
Kondisi yang strategis dan juga akses yang mendukung sehingga usaha pasar modal dan berdirinya pabrik-pabrik membuat masyarakatnya membangun rumah-rumah kontrakan semakin bermunculan dan berkembang. Munculnya suatu wilayah menjadi kota modern akan mengakibatkan terjadinya proses globalisasi. Proses pertumbuhan ekonomi masyarakat sehingga sistem ekonomi dimasyarakat  kearah kapitalisme menjadi sangat mengglobal di Jalan Nurdin. Hal ini sejalan dengan tumbuh dan berkembangnya kapitalisme diwilayah perkotaan. Pertumbuhan sistem ekonomi kapitalis mengakibatkan masyarakat mangalami perubahan sosial. Dengan demikian kondisi ekonomi pada wilayah perkotaan semakin diminati oleh pengusaha atau masyarakat kecil sekalipun.[6]
Foto III : Tampak dari sebelah kiri.
Sumber : Dokumentasi penulis, 2012
Gambar foto III, memperlihatkan sisi sebelah kiri dari Mall itc Cibinong, dalam gambar tersebut terlihat bahwa aktifitas perekonomian masyarakat didaerah tersebut sudah mengalami perubahan, dikarnakan ruang publik menjadi tempat berwirausaha.
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan membuat pertumbuhan industrialisasi yang semakin terasa dampaknya yang membuat efek terhadap ketidak harmonisan hubungan manusia dengan alam/tumbuhan seperti yang terjadi di Kota Jakarta sekarang ini. Untungnya wilayah Jalan Nurdin masih banyaknya lahan yang dipergunakan warga sekitar untuk membudidayakan pertanian dan pertenakan sehingga ekosistem kesetabilan masih tetap terjaga. Tetapi jika perkembangan terus menerus berlangsung maka kesetabilan ekositem akan menunjukan reaksi seperti di Kota Jakarta yaitu: meningkatnya suhu udara, banjir, pencemaran air bersih, pencemaran udara dengan meningkatnya CO, dan sebagainya.
Perubahan Sosial Masyarakat Jalan Nurdin
Ketergantungan ekonomi sebagai akibat dari ketimpangan karena semua perilaku ekonomi seperti memilih pekerjaan, melaksankan profesi, menjual, membelli, menabung dan lain sebagainya tunduk dan patuh terhadap segala sesuatu yang diinternalisasikan dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan. Jika keuntungan ada didepan mata maka seseorang akan memilihnya meski nilai dan norma adat atau agama melarang tindakan tersebut.[7] Ini yang terjadi diwilayah Jalan Nurdin yaitu perubahan yang terjadi membuat tingkat kehajahatan dan tindakan ekonomi menjadi tidak sehat seperti wajarnya.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka tata guna lahan semakin berfungsi dalam masyarakat. Selain sebagai wilayah pemukiman, lahan yang ada akan berfungsi sebagai penunjang kebutuhan masyarakat. Lahan tersebut dimanfaatkan untuk berdirinya berbagai sektor usaha yaitu petakan kontrakan pabrik-pabrik dan usaha informal kecil seperti warung dan menengah, seperti pasar tradisional yang selalu ada setiap minggunya pada saat pabrik memberika upah kerja karyawan.
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat selalu mengalami perubahan, tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun yaitu dari masyarakat desa hingga masyarakat ke arah perkotaan. Perubahan ini terbagi kedalam dua fase, untuk melihat dengan jelas pola perubahan yang terjadi di masyarakat Rt. 01.
Fase I: Tahun 1999
Pada kurun waktu kurang lebih sepuluh tahun terakhir sebuah wilayah yang tadinya sepi dan gelap disulap menjadi ruang publik dan pedagang kakilima yang berada disekitar tersebut, pada saat itu masyarakatnya masih masyarakat asli atau peribumi, umunya adalah sebuah keluarga besar yang lama menghuni wilayah tersebut. Keadaan yang berbeda sangat dirasakan saat beranjak tahun 1999-an dengan ditandai masuknya perencanaan pembangunan sebuah ruang publik dan pabrik-pabrik, perumahan dan rumah kontrakan yang berjajar sangat padat.
Sehingga di mana para pendatang mulai berdatangan, mereka berasal dari macam-macam daerah mulai dari Jawa, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan dan lain-lain. Kebanyakan mereka datang membawa sanak keluarga untuk tinggal dan mengadu peruntungan. Pasca kedatangan penduduk membuat perubahan yang mendasar dari segi spasial, yang tadinya sepi dan gelap sekarang menjadi tempat cenderung padat. Berdasarkan data jumlah penduduk termasuk kelurahan Cibinong, pada tabel 1.1 mengenai data jumlah penduduk.
Tabel 1.1 Jumlah penduduk Kelurahan
Kelurahan
Tahun
Jumlah Penduduk

Cibinong
1999
10.383
2002
12.613
2003
13.193
2004
13.879
2005
14.099
2009
16.276
2010
18.886
2011
20.646
2012
24.756
Sumber: Data diolah dari buku data penduduk Kelurahan Cibinong
Dari data jumlah yang diperoleh, dapat dilihat peningkatan dari tahun 1999 sampai 2012, telihat disini bahwa urbanisasi yang terjadi di daerah ini mengalami peningkatan yang tragis berubah dari tahun ketahun, yaitu terlihat dari tahun 2010 hingga 2012, peningkatan penduduk sangat berdeda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu hanya seberapa persen saja peningkatannya. Sehingga dengan demikian hubungan antar warga dulu sangat kuat, dan kebersamaan antarwarga sangat kompak terjalin. Hubungan ini terlihat pada kegiatan ronda malam yang dulu sering terisi di setiap pos ronda yang telah disediakan warga dan kegiatan kebersihan lingkungan yang dulu sering dilakukan setiap minggu sekali.
Fase II : Tahun 2001
Fase ini merupakan adanya berbagai rencana pembangunan di daerah Jalan Nurdin yang dimulai melalui perbaikan jalan utama yaitu Jalan Mayor Oking dan Jalan Raya Bogor lintas Citeurep, akses jalan yang mempermudah masuk ke daerah ini membuat perencanaan pembangunan dan pabrik-pabrik mulai didirikan, yang di awalin dari pembangunan perumahan Visar. Terutama mereka memperbaiki akses jalan masuk proyek, lalu setelah perencanaan ini terbangun, mulailah pabrik-pabrik di bangun.
Pertama pabrik di daerah Jalan Nurdin adalah Pengolahan Air minum Oasis walaupun sebelumnya ada pabrik Serena Indopangan yang sudah lama berdiri tegak, tetapi tidak cukup disitu saja pembangunan bertambah, kemudian mulai beberapa pabrik berdiri. Dengan ini maka para urban mulai berdatangan dari berbagai pelosok Indonesia.
Dahulu di Jalan Nurdin tidak ada masyarakat berlalu-lalang pada malam hari dan begitu juga malam minggu, yang biasanya ajangnya buat kalangan muda. Jika melihat kondisi lingkungan disekitar yang sekarang telah burubah dari tahun yang lalu, dengan demikian membedakan warga asli peribumi dan pendatang menjadi sangat kompleks dan susah membedakannya.
Ada keunikan di masyarakat Jalan Nurdin ini, masih adanya kegiatan agama yang masih berjalan hingga saat ini, yaitu pengajian ibu-ibu yang dipimpin oleh ibu Yoyo selaku penanggung jawab pengajian, beliau salah satu yang di tertuakan di dalam pengajian tersebut, pengajian ini ada beberapa hubungan kemasyarakatan, yaitu: Para ibu-ibu rumah tangga di ajarkan kerajinan tangan yang nantinya akan dijual ke setiap anggota juga agar dapat di publikasikan ke berbagai kalangan dan kegiatan arisan yang biasa dilakukan setelah acara pengajian.
Bahwa warga masih memiliki rasa ikatan solidaritas yang kuat dengan warga yang masih menetap dan juga membuktikan kesadaran dalam menjalankan kegiatan pengajian. Fenomena ini yang memperkuat solidaritas di warga Jalan Nurdin. Ternyata pertambahan penduduk tidak mengubah tradisi pengajian yang sudah ada sejak tahun 1990-an bahkan ada beberapa pendatang yang memang sudah memiliki kartu tanda penduduk (KTP) menjadi anggota baru pengajian tersebut, walau terkadang para urban datang dari daerah lain ingin mengadu hidup di kota baru dan mereka cenderung memisahkan diri dari warga sekitar. Disinilah perbedaan antara pendatang yang sudah menetap dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), terkadang menimbulkan komunitas-komunitas baru dari berbagai kalangan, jika mereka dari daerah Jawa maka hanya lingkup sosial suku Jawa saja, begitu juga dengan komunitas daerah luar kota lainnya.
Faktor Struktural Perubahan Sosial Di Masyarakat Jalan Nurdin
Sudah kita jabarkan diatas mengenai perubahan yang terjadi pada masyarakat Jalan Nurdin, maka pada bagian ini penulis mencoba mengungkapkan tentang faktor yang melatar belakangi adanya perubahan yang dilakukan oleh pihak perusahan swasta, asing dan alasan perencanaan pembangunan Jalan Alteratif. Pembangunan yang sangat menonjol yaitu pada pembangunan ITC sebagai ruang publik masyarakat di Jalan Nurdin tersebut, lalu mulai berbagai perusahaan asing masuk dan membangun pabrik sepatu yang bernama Fans Safety setelah itu baru pabrik-pabrik Garment mulai dibangun pula.


Urbanisasi adalah suatu kawasan yang semula bercirikan pedesaan (rural) menjadi kawasan perkotaan (urban).
Penuturan Pak Sabar yang telah tinggal diwilayah tersebut sejak beliau lahir dan merupakan ketua RT 01.
[3]
Soejono soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 311.
Suwarsono. Alvin Y. So. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: Cetakan keempat, Febuari 2006 (edisi revisi). Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia, anggota Ikapi. Hlm. 10.  
[6]
Proses faktor masyarakat Jalan Nurdin mengalami perubahan, yakni di dalam bidang ekonomi kapitalisme dengan makin banyaknya pertumbuhan usaha dagang dan rumah kontrakan yang diakibatkan berdirinya pabrik-pabrik diwilayah tersebut.
[7]
Prof. Dr. Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana 201. Edisi. 1. Cetakan. 1. Hlm. 140.