Masalah Ruang Sosial :
Perubahan Sosial Masyarakat di
Jalan Nurdin Kel. Cibinong Kec. Cibinong Kab. Bogor
Abror Wiguna
Abstrak
Saat
ini, komunitas di jalan Gang Nurdin Cibinong Bogor penuh dengan dinamika
perkembangan yang sangat pesat yang ditandai oleh berbagai komunitas
masyarakat, pergeseran etnisitas yang mendominasi dan peralihan spesialisasi
pekerjaan. Darerah Gang Nurdin sekarang telah bertransfortasi dari daerah yang
sepi, gelap, dan becek bila hujan datang dan menjadi daerah yang masih jarang
antara rumah dan rumah. Spesialisasi pekerjaan pun berubah, yang dulu bersifat
homogen seperti berladang, berkebun, dan memelihara hewan ternak seperti sapi,
kambing dan lain-lain. Kini, semakin terspesialisasi dan beragam jenisnya.
Dengan lokasi yang strategis dan di jalan pertigaan simpang raya Jalan Mayor
Oking terdapat gedung yang menjulang tinggi yang dibangun tahun 2001 akhir
yaitu ITC Cibinong yang sekarang salah satu ruang lingkup publik di daerah
Cibinong dan sekitarnya. Itc cibinong adalah salah satu ruang publik pertama
yang berada di daerah tersebut dan menjadi area yang dijadikan corak perhatian
para Insvestor perusahaan-perusahaan swasta dan asing.
Pengantar
Wilayah-wilayah
kota saat ini secara umum telah nengalami proses perkotaan kearah kaawasan
perkotaan (urban) yang semula adalah pedesaan.[1]
Proses yang terjadi salah satunya adalah peningkatan jumlah penduduk yang
meningkat mengakibatkan peningkatan pada sebagian sektor ekonomi atau sistem
ekonomi. Secara pesat pekembangan kota merupakan indikator dari adanya
pertambahan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Banyak wilayah-wilayah yang
mengalami proses perkembangan sebagai hasil dari faktor-faktor yang terdapat
dalam masyarakat yang cenderung menginginkan adanya perubahan. Proses yang
mengakibatkan suatu wilayah menjadi kota yang mengalami struktur komersial
keberadaannya ditentukan oleh sumber-sumber pasar yang telah tumbuh di kota
itu.
Perkembangan
suatu wilayah yang berakibat berubah juga pola sosial masyarakatnya, dimana
proses-proses perubahan dan struktur penduduk dipengaruhi dan ditentukan oleh
sistem sosial, dan proses kependudukan yang mempengaruhi dan menentukan
unsur-unsur lain atau dalam berbagai subtansi dalam masyarakat. Perubahan yang
terjadi dalam masyarakat seiring dengan pertumbuhan peningkatan penduduk dan
berdirinya berbagai inovasi baru dalam teknologi pasar dagang, berdirinya
bangunan pabrik-pabrik yang menimbulkan pola-pola baru di dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Sejak
berdirinya itc sebagai ruang publik, membuat investor yang melirik daerah
tersebut menjadikan sebuah aset bagi perekonomian lokal. Mulailah berdiri satu
persatu pabrik-pabrik yang berada di daerah tersebut dan rumah pribadi banyak
yang dibangun dan dijadikan rumah kontrakan yang disewakan, sehingga fenomena
perubahan sosial etnisitas yang mempengaruhi spesialisasi pekerjaan dari mulai
buruh kerja pabrik hingga berdagang di sekitar wilayah tersebut. Hasil tulisan
ini akan membahas dalam beberapa bagian. Pertama, isi dari tulisan ini
mendeskripsikan kota Cibinong dan wilayah Jalan Nurdin, serta diiringi dengan
sejarah singkat. Kedua, dampak perubahan sosial yang ditimbulkan dari
perencanaan pembangunan. Ketiga, membahas mengenai perubahan-perubahan sosial
di Jalan Nurdin, dengan menggunakan 2 (dua) fase yaitu fase I: Tahun 1999 dan
fase II: Tahun 2012, yang akan memperlihatkan indikator-indikator yang menjadi
pembangunan-pembangunan sekarang.
Studi
ini difokuskan pada pendorong perubahan sosial wilayah jalan Nurdin, kota
Cibinong yang mulai berdiri berbagai sektor perdagangan dan bangunan
pabrik-pabrik hingga bangunan perumahan. Apakah dengan berdirinya berbagai
sektor-sektor dapat mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat yang telah
berkembang atau apakah sektor-sektor tersebut menjadi indikator yang berrnilai
negatif bagi warganya.
Dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dalam di bentuk
tanggapan tentang suatu gejala atau pola-pola yang nampak, melalui metode
survei, penulis mengumpulkan data dan memperoleh informasi yang sama atau
sejenis dari berbagai individu atau kelompok masyarakat yang terkait. Dikaitkan
dengan berbagai sumber informasi dengan bantuan berbagai materi seperti buku,
majalah, artikel, kisah sejarah, dan lain sebagainya. Maka hal yang dapat
dikonsepkan menyangkut sejarah perubahan, arti penting Jalan Nurdin, dan pertumbuhan masyarakat Jalan Nurdin
menjadi wilayah perkotaan.
Sejarah Singkat Jalan Nurdin
Kehidupan
yang dinamis tentang pertumbuhan dan perkembangan penduduk baik dari segi
sosial,kultural dan budaya telah mengarahkan mobilisasi penduduk dari arah
pedesaan ke arah perkotaan ,dulu dikenal sebagai urbanisasai tetapi sekarang
konsep dari urbanisasi sendiri telah mengalami perluasan yang cukup
kompleks.Urbanisasi tidak lagi dipandang sebagai alur perpindahan populasi
penduduk dari desa ke kota melainkan sebagai konsep dasar pemikiran baru
tentang proses pengkotaan.
Dalam
proses perubahan-perubahan baru selalu terjadi tanpa mengenal batasan ruang dan
waktu. Telah berada pada ujung masa industri dan akses dengan sangat mudahnya
melalui berbagai media elektronika yang berkembang, secara otomatis keadaan
demikian akan sangat mempengaruhi pola perilaku masyarakat. Kajian mendalam
tentang aspek-aspek perilaku sosial masyarakatan yang dipadukan dengan
perkembangan dalam cakupan modernisasi serta globalisasi akan sangat membantu
dalam melihat lebih lanjut tentang pola keruangan dan dinamisasi masyarakat
yang tengah berlangsung.
Kondisi
tahun 80-an jalan ini sangat sulit dari berbagai transportasi, maka jalan ini
tidak terlalu diperhatikan oleh berbagai kalangan apalagi investor yang
memiliki modal. Adanya pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan membuat para
investor datang dan mendorong iklim perubahan ekonomi. Sehingga investor
cenderung menahan tidak melirik daerah tersebut.
Jalan
Nurdin mempunyai sejarah yang mengiringi tiap gerak perubahan hingga saat ini.
Ditahun 1980-an sangat sedikit sekali fasilitas kesehatan di daerah tersebut,
walaupun pemerintah daerah sudah menyediakan puskesmas sebagai fasilitas
kesehatan untuk warga Jalan Nurdin tetapi dengan transportasi dijalan ini tidak
ada angkutan kota melintas, maka masyarakat umumnya menggunakan jasa ojek atau
berjalan kaki sampai kepuskesmas yang berjarak 5 kilometer.
Jalan
Nurdin mulai dikenal sejak tahun 1987. Dengan kehadiran Dokter Nurdin yang membuka praktek di daerah tersebut, dan
dengan keberadaannya membuat masyarakat mulai gampang jika anggota keluarganya
membutuhkan pertolongan dokter. Kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan mulai
dirasa sejak klinik praktek Dr. Nurdin dibuka, dibandingkan mereka harus
berjalan kaki sejauh 5 kilometer kearah kepuskesmas yang telah disediakan
pemerintah daerah. Disinilah Jalan Nurdin mulai dikenal di wilayah Cibinong
terutama di Jalan Mayor Oking hingga saat ini.
Foto I : Rumah Sakit Nurdin
Sumber
: Dokumentasi penulis, 2012
Berdasarkan
foto I terlihat sebuah rumah sakit Nurdin, yang berasal dari nama seorang
Dokter yang memang sangat membantu pada masanya hingga sekarang. Dengan begitu
nama Nurdin menjadi sebuah Jalan di kawasan Cibinong hingga saat ini. Sekitar
tahun 1999-an, Jalan Nurdin merupakan daerah yang cukup subur, masih banyak
berupa bentangan lahan pertanian, perikanan dan hewan ternak. Keadaan rumahpun
masih sedikit dan jarang-jarang begitupun keadaan ekonomi yang masih
mengandalkan hasil pertanian, perikanan dan hewan ternak, tanah pada saat itu
masih sangat murah sehingga menarik para pendatang dan investor-investor untuk
membelinya, hal ini yang dituturkan oleh Pak Sabar selaku Ketua Rt. 01, yang
mengatakan sebagai berikut:
”harga
semeter tanah dulu kisaran Rp. 80.000.- sampai Rp. 100.000.- tetapi sekarang
tanah daerah Jalan Nurdin sudah jutaan rupiah, sehingga banyaknya para pemilik
modal yang mempertaruhkan modal mereka untuk membeli tanah yang berada didaerah
ini, sekarang wilayah ini sudah mulai mahal sejak berdirinya sektor-sektor
perdagangan dan berbagai pabrik yang mulai dibangun di tahun era Suharto”.[2]
Dari
hasil penuturan tersebut kita dapat menarik informasi daerah tersebut termasuk
daerah yang memiliki potensi pembangunan daerah yang cukup besar, terutama
pembangunan pabrik, kontrakan dan ruang publik. Akhir-akhir ini banyak sekali
pembangunan yang berada disekitar jalan Nurdin yaitu dengan dimulainya beberapa
pembangunan pabrik Garment dan Perumahan Visar, sehingga mengakibatkan infrastruktur
bangunan di daerah tersebut menjadi berbeda dari tahun ketahun.
Letak
Geografis
Dalam
kurun waktu yang telah lama, Jalan Nurdin mengalami perubahan secara bertahap
dengan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan
evolusi.[3]
Jalan Nurdin berada di Kelurahan Cibinong, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Lokasi Jalan Nurdin yang langsung berhubungan dengan Jalan Raya Bogor Mayor
Oking adalah jalan penghubung antara Jalan Bakor Surtanal dan jalan Raya Bogor
dan Palad Angkatan Darat. Jalan Nurdin merupakan salah satu jalan sentral yang
berada di Cibinong artinya mobilitas yang terjadi disekitar saat ini
dipengaruhi oleh fungsinya sebagai jalan alternatif dari jalan utama yaitu
Mayor Oking dan jalan Raya Bogor.
Aktifitas
pembangunan di Cibinong Raya nampak di setiap sudut kawasan. Infrastruktur
pendukung berupa jalan raya baru kini tengah dibangun. Pengembangan perumahan
pun agresif dilakukan. Begitupula dengan pembangunan fasilitas publik dan
komersial. Dengan begitu mengakibatkan kesetiap sudut kota Cibinong yang sedang
gencar-gencarnya pembangunan. Bahkan Bupati Bogor Rahchmat Yasin yang tak henti
berupaya mempercepat bangunan agar pengembangan kota Bogor umumnya sudah
berkembang sehingga membentuk menjadi kota yang bisa berdiri sendiri dari
faktor manapun.
Tujuan
pengembangan untuk menampung luberan
pertumbuhan kota. Selama ini menjadi pilihan pertama orang Jakarta bila mencari
rumah. Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor, Pemkab Bogor
sudah memiliki Perda No 19/2008 tentang Tata Ruang Wilayah yang mengatur arah
pemanfaatan ruang.[4]
Dalam mengamati perubahan para teoretisi menggunakan berbagai katagori yang
berbeda untuk menggambarkan ciri-ciri dan struktur masyarakat yang lama yang telah
runtuh dan tatanan masyarakat baru yang sedang terbentuk yaitu menganggap bahwa
peubahan sosial merupakan gerakan searah garis lurus. Masyarakat berkembang
dari masyarakat primitif menuju masyarakat maju dan membaurkan antara pandangan
subjektif tentang nilai dan tujuan akhir perubahan sosial menuju masyarakat
modern, merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.[5]
Pertambahan
penduduk yang terjadi pada wilayah menentukan berbagai katagori yang berbeda
yang menggambarkan wilayah tersebut, dengan adanya masyarakat baru yang
nantinya akan terbentuk, maka tatanan masyarakat lama akan berubah mengikuti
evolusi yang ada kearah yang akan terbentuk seolah-olah bagaikan garis lurus
yang antara pandangan subjektif tentang nilai dan norma dan tujuan dimasyarakat
Jalan Nurdin tersebut. Adanya kebiasaan yang berubah dari pola yang lama kearah
pola yang baru yang akan terbentuk yaitu kearah modern.
Kota
Cibinong adalah penyambung dari dua kota besar dimana letak georafisnya
diantara Kota Jakarta dan Kota Bogor, dimulai dengan pembangunan jalan utama
dan tol Jagorawi yang membuat jalur akses jalan menuju kota ini sangat mudah.
Sehingga membuat para investor melirik kota ini memiliki aset besar yang
nantinya akan menjanjikan dan mendapatkan untung yang besar pula. Letak jalan Nurdin merupakan jalur penghubung antara
lingkup kota Cibinong yang terbagi berbagai Kelurahan dan Desa. Dengan begitu
dapat dilihat bahwa lokasi Jalan Nurdin sangat strategis. segala macam sarana
seperti angkutan umum, prasarana pertokoaan, Mall dan lain-lain. Sehingga dapat
dijangkau dengan mudah, ini menunjukan bahwa lokasi ini cukup diperhitungkan
sebagai tempat pembangunan yang strategis.
Foto II : Tampak dari depan
Sumber : Dokumentasi penulis, 2012
Gambar
foto II memperlihatkan kondisi sekarang di Jalan Nurdin yang sudah ramai dengan
angkutan kota dan sudah berdiri Mall ITC, dengan berdirinya itc sebagai central
pembelanjaan dan pusat handphone menjadikan salah satu ruang publik masyarakat
Cibinong hingga sekarang, dengan demikian masyarakat Cibinong mengalami gaya
perubahan hidup yang sangat signifikan sehingga membuat para pendatang dari
luar kota Cibinong mencoba mencari nafkah dengan berjualan atau menjadi tukang
ojek.
Munculnya
trayek baru yang menghubungkan antara Jalan Mayor Oking dan Jalan Cirimekar
merupakan salah wujud dorongan lahirnya perkotaan diwilayah tersebut.
Pertumbuhan wilayah Jalan Nurdin semakin jelas terlihat sampai tahun belakang
ini. Salah satunya ditandai dengan maraknya sektor usaha formal ataupun
informal yang dibangun. Pendirian bangunan pabrik-pabrik dan berbagai rumah
kontrakan sebagai usaha di daerah tersebut dibangun seiring dengan perkembangan
wilayah Jalan Nurdin.
Kini,
wilayah Jalan Nurdin mencirikan masyarakat perkotaan dengan tingkat masyarakat
perkotaan dengan tingkat modernisasi yang tinggi. Wilayah yang tadinya adalah
wilayah perikanan, tanah, kebun, sawah dan pepohonan yang rindang, kini telah
berganti menjadi tanah perumahan dan pabrik-pabrik dengan berdiri berbagai
bangunan-bangunan. Dimana masyarakatnya mempengaruhi pola kehidupan dengan
munculnya inovasi-inovasi baru di lingkungan masyarakat yang ada. Inovasi ini
terlihat dari bidang ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang di wilayah
Jalan Nurdin.
Kondisi
yang strategis dan juga akses yang mendukung sehingga usaha pasar modal dan
berdirinya pabrik-pabrik membuat masyarakatnya membangun rumah-rumah kontrakan
semakin bermunculan dan berkembang. Munculnya suatu wilayah menjadi kota modern
akan mengakibatkan terjadinya proses globalisasi. Proses pertumbuhan ekonomi
masyarakat sehingga sistem ekonomi dimasyarakat kearah kapitalisme menjadi sangat mengglobal
di Jalan Nurdin. Hal ini sejalan dengan tumbuh dan berkembangnya kapitalisme
diwilayah perkotaan. Pertumbuhan sistem ekonomi kapitalis mengakibatkan
masyarakat mangalami perubahan sosial. Dengan demikian kondisi ekonomi pada
wilayah perkotaan semakin diminati oleh pengusaha atau masyarakat kecil
sekalipun.[6]
Foto III : Tampak dari sebelah kiri.
Sumber
: Dokumentasi penulis, 2012
Gambar
foto III, memperlihatkan sisi sebelah kiri dari Mall itc Cibinong, dalam gambar
tersebut terlihat bahwa aktifitas perekonomian masyarakat didaerah tersebut
sudah mengalami perubahan, dikarnakan ruang publik menjadi tempat berwirausaha.
Dengan
adanya pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan membuat pertumbuhan
industrialisasi yang semakin terasa dampaknya yang membuat efek terhadap ketidak
harmonisan hubungan manusia dengan alam/tumbuhan seperti yang terjadi di Kota
Jakarta sekarang ini. Untungnya wilayah Jalan Nurdin masih banyaknya lahan yang
dipergunakan warga sekitar untuk membudidayakan pertanian dan pertenakan
sehingga ekosistem kesetabilan masih tetap terjaga. Tetapi jika perkembangan
terus menerus berlangsung maka kesetabilan ekositem akan menunjukan reaksi
seperti di Kota Jakarta yaitu: meningkatnya suhu udara, banjir, pencemaran air
bersih, pencemaran udara dengan meningkatnya CO, dan sebagainya.
Perubahan
Sosial Masyarakat Jalan Nurdin
Ketergantungan
ekonomi sebagai akibat dari ketimpangan karena semua perilaku ekonomi seperti
memilih pekerjaan, melaksankan profesi, menjual, membelli, menabung dan lain
sebagainya tunduk dan patuh terhadap segala sesuatu yang diinternalisasikan
dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan.
Jika keuntungan ada didepan mata maka seseorang akan memilihnya meski nilai dan
norma adat atau agama melarang tindakan tersebut.[7]
Ini yang terjadi diwilayah Jalan Nurdin yaitu perubahan yang terjadi membuat
tingkat kehajahatan dan tindakan ekonomi menjadi tidak sehat seperti wajarnya.
Dengan
bertambahnya jumlah penduduk, maka tata guna lahan semakin berfungsi dalam
masyarakat. Selain sebagai wilayah pemukiman, lahan yang ada akan berfungsi
sebagai penunjang kebutuhan masyarakat. Lahan tersebut dimanfaatkan untuk
berdirinya berbagai sektor usaha yaitu petakan kontrakan pabrik-pabrik dan
usaha informal kecil seperti warung dan menengah, seperti pasar tradisional
yang selalu ada setiap minggunya pada saat pabrik memberika upah kerja karyawan.
Seiring
dengan perkembangan zaman, masyarakat selalu mengalami perubahan, tidak ada
masyarakat yang tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun yaitu dari
masyarakat desa hingga masyarakat ke arah perkotaan. Perubahan ini terbagi
kedalam dua fase, untuk melihat dengan jelas pola perubahan yang terjadi di
masyarakat Rt. 01.
Fase I: Tahun 1999
Pada
kurun waktu kurang lebih sepuluh tahun terakhir sebuah wilayah yang tadinya
sepi dan gelap disulap menjadi ruang publik dan pedagang kakilima yang berada
disekitar tersebut, pada saat itu masyarakatnya masih masyarakat asli atau
peribumi, umunya adalah sebuah keluarga besar yang lama menghuni wilayah
tersebut. Keadaan yang berbeda sangat dirasakan saat beranjak tahun 1999-an
dengan ditandai masuknya perencanaan pembangunan sebuah ruang publik dan
pabrik-pabrik, perumahan dan rumah kontrakan yang berjajar sangat padat.
Sehingga
di mana para pendatang mulai berdatangan, mereka berasal dari macam-macam
daerah mulai dari Jawa, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan dan lain-lain.
Kebanyakan mereka datang membawa sanak keluarga untuk tinggal dan mengadu
peruntungan. Pasca kedatangan penduduk membuat perubahan yang mendasar dari
segi spasial, yang tadinya sepi dan gelap sekarang menjadi tempat cenderung
padat. Berdasarkan data jumlah penduduk termasuk kelurahan Cibinong, pada tabel
1.1 mengenai data jumlah penduduk.
Tabel
1.1 Jumlah penduduk Kelurahan
Kelurahan
|
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Cibinong
|
1999
|
10.383
|
2002
|
12.613
|
|
2003
|
13.193
|
|
2004
|
13.879
|
|
2005
|
14.099
|
|
2009
|
16.276
|
|
2010
|
18.886
|
|
2011
|
20.646
|
|
2012
|
24.756
|
Sumber:
Data diolah dari buku data penduduk Kelurahan Cibinong
Dari
data jumlah yang diperoleh, dapat dilihat peningkatan dari tahun 1999 sampai
2012, telihat disini bahwa urbanisasi yang terjadi di daerah ini mengalami
peningkatan yang tragis berubah dari tahun ketahun, yaitu terlihat dari tahun
2010 hingga 2012, peningkatan penduduk sangat berdeda dari tahun-tahun
sebelumnya yaitu hanya seberapa persen saja peningkatannya. Sehingga dengan
demikian hubungan antar warga dulu sangat kuat, dan kebersamaan antarwarga
sangat kompak terjalin. Hubungan ini terlihat pada kegiatan ronda malam yang
dulu sering terisi di setiap pos ronda yang telah disediakan warga dan kegiatan
kebersihan lingkungan yang dulu sering dilakukan setiap minggu sekali.
Fase
II : Tahun 2001
Fase
ini merupakan adanya berbagai rencana pembangunan di daerah Jalan Nurdin yang
dimulai melalui perbaikan jalan utama yaitu Jalan Mayor Oking dan Jalan Raya
Bogor lintas Citeurep, akses jalan yang mempermudah masuk ke daerah ini membuat
perencanaan pembangunan dan pabrik-pabrik mulai didirikan, yang di awalin dari
pembangunan perumahan Visar. Terutama mereka memperbaiki akses jalan masuk
proyek, lalu setelah perencanaan ini terbangun, mulailah pabrik-pabrik di
bangun.
Pertama
pabrik di daerah Jalan Nurdin adalah Pengolahan Air minum Oasis walaupun
sebelumnya ada pabrik Serena Indopangan yang sudah lama berdiri tegak, tetapi
tidak cukup disitu saja pembangunan bertambah, kemudian mulai beberapa pabrik
berdiri. Dengan ini maka para urban mulai berdatangan dari berbagai pelosok
Indonesia.
Dahulu
di Jalan Nurdin tidak ada masyarakat berlalu-lalang pada malam hari dan begitu
juga malam minggu, yang biasanya ajangnya buat kalangan muda. Jika melihat
kondisi lingkungan disekitar yang sekarang telah burubah dari tahun yang lalu,
dengan demikian membedakan warga asli peribumi dan pendatang menjadi sangat
kompleks dan susah membedakannya.
Ada
keunikan di masyarakat Jalan Nurdin ini, masih adanya kegiatan agama yang masih
berjalan hingga saat ini, yaitu pengajian ibu-ibu yang dipimpin oleh ibu Yoyo
selaku penanggung jawab pengajian, beliau salah satu yang di tertuakan di dalam
pengajian tersebut, pengajian ini ada beberapa hubungan kemasyarakatan, yaitu:
Para ibu-ibu rumah tangga di ajarkan kerajinan tangan yang nantinya akan dijual
ke setiap anggota juga agar dapat di publikasikan ke berbagai kalangan dan
kegiatan arisan yang biasa dilakukan setelah acara pengajian.
Bahwa
warga masih memiliki rasa ikatan solidaritas yang kuat dengan warga yang masih
menetap dan juga membuktikan kesadaran dalam menjalankan kegiatan pengajian.
Fenomena ini yang memperkuat solidaritas di warga Jalan Nurdin. Ternyata
pertambahan penduduk tidak mengubah tradisi pengajian yang sudah ada sejak
tahun 1990-an bahkan ada beberapa pendatang yang memang sudah memiliki kartu tanda
penduduk (KTP) menjadi anggota baru pengajian tersebut, walau terkadang para
urban datang dari daerah lain ingin mengadu hidup di kota baru dan mereka
cenderung memisahkan diri dari warga sekitar. Disinilah perbedaan antara
pendatang yang sudah menetap dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), terkadang
menimbulkan komunitas-komunitas baru dari berbagai kalangan, jika mereka dari
daerah Jawa maka hanya lingkup sosial suku Jawa saja, begitu juga dengan
komunitas daerah luar kota lainnya.
Faktor Struktural Perubahan Sosial
Di Masyarakat Jalan Nurdin
Sudah
kita jabarkan diatas mengenai perubahan yang terjadi pada masyarakat Jalan
Nurdin, maka pada bagian ini penulis mencoba mengungkapkan tentang faktor yang
melatar belakangi adanya perubahan yang dilakukan oleh pihak perusahan swasta,
asing dan alasan perencanaan pembangunan Jalan Alteratif. Pembangunan yang
sangat menonjol yaitu pada pembangunan ITC sebagai ruang publik masyarakat di
Jalan Nurdin tersebut, lalu mulai berbagai perusahaan asing masuk dan membangun
pabrik sepatu yang bernama Fans Safety setelah itu baru pabrik-pabrik Garment
mulai dibangun pula.
Urbanisasi adalah suatu kawasan
yang semula bercirikan pedesaan (rural)
menjadi kawasan perkotaan (urban).
Penuturan Pak Sabar yang
telah tinggal diwilayah tersebut sejak beliau lahir dan merupakan ketua RT 01.
Soejono soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 311.
http://hildalexander.com/2011/01/28/cibinong-raya-poros-baru-penyangga-kota/.
(diakses 08/06/2012).
Suwarsono. Alvin Y. So. Perubahan Sosial dan Pembangunan.
Jakarta: Cetakan keempat, Febuari 2006 (edisi revisi). Penerbit Pustaka LP3ES
Indonesia, anggota Ikapi. Hlm. 10.
Proses faktor masyarakat
Jalan Nurdin mengalami perubahan, yakni di dalam bidang ekonomi kapitalisme dengan
makin banyaknya pertumbuhan usaha dagang dan rumah kontrakan yang diakibatkan
berdirinya pabrik-pabrik diwilayah tersebut.
Prof. Dr. Damsar.
Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana 201. Edisi. 1. Cetakan. 1.
Hlm. 140.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar